Senin, 05 Januari 2009

Membangun Sebuah Hegemoni di Tengah Anarki

Satu nusa…satu bangsa…satu bahasa kita…Tanah Air pasti jaya…untuk slama-lamanya…
Itulah sebait lagu satu nusa satu bangsa yang menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan cita-cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama Indonesia yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tidak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, pemudalah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa.
Islam secara jelas telah mengatakan dalam kitab suci Alqur’anulkarim “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menciptakan (kamu) sesudah itu lemah (kembali) dan berubah. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS : Ar-Ruum 30 : 54).
Merujuk pada ayat di atas Islam mengkategorikan 3 fase kehidupan manusia pertama yaitu keadaan yang lemah (fase anak-anak) kemudian keadaan kuat (fase pemuda) dan yang terakhir kembali kepada keadaan lemah (fase Tua). Secara langsung Islam telah mengatakan, bahwa dalam setiap perubahan dan juga proses beragama, berbangsa dan bernegara pemuda selalu memegang peranan penting dan selalu menjadi leading sector. Jika kita berkaca pada sejarah justru kaum mudalah yang pertama kali mempersatukan bangsa Indonesia tercinta ini, Tercatat paling tidak ada 3 peristiwa penting dalam perjalanan bangsa ini. Yang pertama adalah dengan lahirnya organisasi nasional pertama yaitu Boedi Utomo pada 20 Mei 1908, yang kedua dengan ditandainya Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Dari peristiwa-peristiwa di atas secara mutlak harus diakui kalau pemudalah yang selalu memegang peran dalam setiap proses perubahan. Karena sebuah bait lama mengatakan “Tidak akan ada suatu Bangsa jika tidak ada suatu perubahan, tidak akan ada suatu perubahan jika tidak ada pemuda-pemuda ksatria dan bukanlah pemuda-pemuda ksatria jika tak mempunyai akhlak yang mulia”.
Namun perubahan zaman dari masa kemasa kinipun harus memaksa proses adaptasi pemuda dalam setiap langkah perjuangannya. Bahkan tak jarang kini Demonstrasi merupakan senjata utama bagi pemuda terutama Mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya, tanggapan positif dan juga negatifpun merupakan resiko yang harus dialami Mahasiswa pada saat ini dan tak jarang pula terkadang makian, sumpah serapah menjadi sarapan jiwa yang tak diinginkan!. Tapi ada satu pertanyaan kami kaum pemuda kepada rakyat maupun elite politik bangsa ini, takkah kalian berfikir apa, kenapa dan bagaimana kami bisa melakukan ini semua…?
1. Merupakan Keterpaksaan
Ketika kita berangkat dari sebuah peristiwa maka pasti ada sebuah alasan yang menjadi faktor peristiwa tersebut . Karena pada realitanya tak ada sebuah asap jika tak ada apinya! Konsep ini sama persis dengan yang dialami pemuda Mahasiswa saat ini. Sebuah demonstrasi takkan pernah ada jikalau proses Birokrasi elite politik kita tidak dipersulit dan bertele-tele, saat para wakil rakyat bangsa ini benar-benar mau mendengar jeritan rakyat yang selalu menjadi motivasi kami dalam berdemonstrasi dan saat kampung halaman kami tak digadaikan kepada para Investor yang selalu merusak tatanan kehidupan alam dan sosial kami.
2. Menciptakan Sebuah Hegemoni di Tengah Anarki
Tak pernah disangkal jika demonstrasi tak jarang menghasilkan sebuah tindakan anarki. Namun ada beberapa faktor pada dasarnya yang melatar belakangi hal ini. pertama adalah kehadiran aparat keamanan yang terkadang membuat emosional pendemo meningkat dan berpotensi menjadi sebuah pemicu tindakan anarki, kedua adalah sarana media cetak maupun televisi menjadikannya sebuah alat komunikasi yang paling efekitf saat ini untuk berkomunikasi kepada para wakil rakyat yang senantiasa duduk disinggasana sehingga hal ini pula yang menjadi pilihan anarki harus dilakukan, karena harus diakui atau tidak, hal-hal yang berbau kekerasan merupakan berita yang selalu menjadi Headline bagi media manapun ditanah air ini.
Pada esensinya Hegemoni (isi isu) dalam Anarkism Demonstration (Demonstasi Anarki) itulah yang menjadi faktor pendorong mengapa sebuah demonstrasi saat ini harus dilakukan oleh para pemuda yang dalam hal ini Mahasiswa. Walaupun sebenarnya harus kami akui sangat bertentangan dengan aspek Intelektual yang selalu melekat pada diri kami, namun semua adalah pilihan yang tetap harus dipilih antara beraspirasi dengan Khusnul Khatimah tapi tak didengar atau beraspirasi dengan demonstrasi yang lebih didengar namun menuai kontroversi.
Namun semua mampu berubah dan mungkin begitu juga dengan proses Birokrasi Eksklusif Pemerintah kita saat ini. Salam pemuda...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku Bicara © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute