Sabtu, 10 Oktober 2009

PARAMETER JUANG MAHASISWA

Oleh : Agus Hermawan
*) Mahasiswa Fakultas Teknik UNPAR dan Aktivis HMI Cab.Palangkaraya

Mahasiswa Sebagai Kekuatan Pembaharu

Satu menjadi dua, dua menjadi tiga, tiga menjadi empat dan seterusnya hingga mencapai bilangan tak terhingga. Itulah kiranya gambaran problematika hidup sosial disekitar anda maupun kita semua, mulai dari masalah ekonomi sampai pada ranah hukum yang tak kunjung membaik dinegeri ini. Hingga tak terperi rasanya saat banyak dari elemen sosial (baca : masyarakat) kita yang pesimistis dan tak jarang juga aphatis terhadap kondisi sosial sekitarnya meski hanya sejengkal jarak duri masalah sosial itu berada. Mungkin sikap ini tak hanya berlatarkan ketidak pedulian semata, namun juga bisa berarti dengan saking ruwetnya masalah yang ada. Layaknya benang yang sudah kusut semata tentu tak hanya membutuhkan supir truk yang mampu menyelesaikannya atau juga petani, guru, jenderal bahkan dan yang lainnya karena memang itu bukan profesionalisme mereka, melainkan penganyam tenun atau kainlah yang memiliki potensi dan kapasitas untuk kembali merajut kusut yang ada menjadi rapi dan indah jadinya.

Alur penganalogian yang saya kemukakan tadi, sebenarnya hanyalah merupakan cara saya untuk mengungkapkan kepada anda sosok problem solver (baca: pemecah masalah) yang tepat dan harusnya melibatkan dirinya dalam peliknya problem sosial saat ini. Dan sosok itu adalah Mahasiswa, ya merekalah orangnya. Dan saat ditanya mengapa harus mereka…?. Jawabnya pun adalah pertama dari segi sejarah sepak terjang mahasiswa tentu sudah tak diragukan lagi, karena berbagai agenda perubahan sosial penting bangsa ini justru berasal dari tangan mereka tanpa sedikitpun harus mengabaikan peran element lainnya, dimulai dari sumpah pemuda hingga detik proklamasi kemerdekaan semuanya memerlukan tetesan dan cucuran darah serta keringat agent of change (agen perubah) ini. Kedua, mahasiswa yang merupakan intelektual muda negeri tercinta ini memang harus sudah sewajarnya untuk melibatkan diri dalam kondisi sosial masyarakat saat ini, karena kalau bukan mereka lantas siapa lagi nantinya yang melanjutkan roda kehidupan negeri ini dimasa mendatang. Dan yang terpenting adalah saat kita mengalisa masalah-masalah sosial saat ini, maka kita akan mendapatkan satu benang merah yang bernama kebijakan, karena apapun kondisinya saat ini semuanya hanyalah merupakan produk dari kebijakan yang berasal dari pemimpin baik itu walikota, bupati, gubernur sampai pada level president sekalipun. Nah, posisi mahasiswa dalam hal ini sangat strategis karena dalam tatanan sosial agent of future (agen masa depan) ini mereka merupakan penyambung lidah masyarakat untuk disampaikan kepada kalangan elite negeri ini, walaupun dalam kenyataannya proses ini belum sepenuhnya mendapat respon yang semestinya dari mereka yang duduk dikursi terhormat sana.

Parameter Juang Mahasiswa


Gerak mahasiswa melalui tetesan keringat, semangat dan tak jarang harus berakhir dengan insiden seperti halnya yang telah saya alami pada 12 Juni 2009 yang lalu dengan menjadi korban pemukulan preman pada saat aksi anti korupsi dipalangkaraya. Adalah bukti betapa mahalnya harga sebuah perubahan yang ingin dicapai melalui konsistensi sebagai agen pembaharu negeri ini. Tak banyak memang dari kalangan mahasiwa yang sadar dan memiliki main frame sama seperti ia, kami dan mereka sebagai aktivis mahasiswa, namun pasti akan tetap ada penerusnya walau dengan frekuensi yang fluktuatif disetiap saatnya.

HMI, KAMMI, GEMA PEMBEBASAN, PMII, PMKRI, dan GMKI adalah sejumlah deretan nama dari banyaknya organisasi mahasiswa diluaran sana yang secara substansi menginginkan perbaikan dan perbaharuan dinegeri ini walau dengan perspektif yang berbeda. Langkah dan pergerakan merekapun tak dapat dipisahkan dengan arah dan roda perjalanan negeri ini, Karena sebagai alat perjuangan memang sudah tak terhitung lagi titikan keringat dan perasan pemikiran yang mereka berikan untuk negeri yang kita cintai bersama ini. Dan semua itu tentu tak hanya berakhir pada titik eksistensialisme (baca: promosi diri) belaka, namun harapan kedepannya adalah bagaimana sebenarnya bangsa ini mampu bangkit dari berbagai keterpurukan dari berbagai sisi dan relung kehidupan didalamnya dan semata-mata hal ini ditujukan untuk rakyat Indonesia tercinta. Inilah harga yang diharapkan dan inilah parameter (ukuran) yang menjadi landasan dari setiap perjuangan yang mahasiswa berikan. Dan seharusnya inilah pula yang menjadi fokus dan perhatian utama dari mereka yang menjadi wakil rakyat disana, bukan dengan mempertebal kantong mereka semata.

Hidup Mahasiswa, Yakin Usaha Sampai!!!

Selasa, 21 Juli 2009

ANDAI KATA KITA JODOH...!

"Berwasiat-wasiatanlah- kamu terhadap perempuan dengan sebaik-baik¬nya. Karena kamu mengambilnya jadi isteri ialah sebagai amanat dari Allah, dan barulah halal kehormatannya bagi kamu setelah dihalalkan dengan kalimat Allah. " ( Bukhari dan Muslim)

Hadist yang begitu agung ini membuat hati begitu takjub dan haru atas limpahan mutiara yang disampaikannya. Begitu banyak cerita, begitu banyak kisah didunia ini namun hanya satu kisah yang mampu membuat banyak manusia bingung dan tak jarang sulit mengurusinya. Adapun itu adalah kisah hati atau masalah cinta dan tepatnya lagi perkara kasih sayang antara si bin dan si binti. Tak pelik itupunlah yang terkadang membuat diri ini terjaga dari tidurnya, gelisah dalam mimpinya dan merenung disaat sendirinya dan menangis di dalam sholatnya.

Kasih dan sayang yang terlanjur terikrar dalam hati ini buatnya. Seringlah waktu membuat diri untuk berharap, berharap untuk meraih dan memilikinya sebagai yang halal dalam hidup. Tertawa bersama, bersenandung berdua, makan dengan si dia dan bahkan ber angan untuk tidur dan terjaga bersama. Adalah suatu yang lumrah untuk diharap setiap manusia termasuk aku yang merasakannya dalam getar dan alunan cinta. (kayak pujangga aja….he).

Setahu yang selalu aku dan kita pahami adalah bahwa jodoh merupakan ketetapan Alloh SWT. Namun, takkah ketetapan ini juga melihat dari apa yang selalu di ikhtiarkan dan diusahakan manusia, memanglah harus bahwa setiap kepastian hanya milik-Nya. Tapi aku dan kitapun berharap agar apa yang selalu dinanti dan diharap taklah salah dihadapan-Nya. Dan Andai Kata Kita Jodoh…akankah engkau akan menerima hati ini karena-Nya atau karena kita adalah dua orang insan yang saling dimabuk cinta tanpa bertauhid pada-Nya…?

Dan sebaik-baiknya cinta adalah cinta yang berucap “Bismillah inni uhibbu fil Alloh wa a’habbakallohulladzii ahbabtanilahu (Sesungguhnya aku mencintaimu karena Alloh SWT, semoga Alloh mencintaimu karena engkau telah mencintaiku karena-Nya)”.

Minggu, 14 Juni 2009

Pengurus Besar HMI Turun Tangan. Instruksikan Aksi Nasional Protes Penyerangan Aktivis HMI


Kaltengpos 15 Juni 2009

Palangkaraya-Setelah melaporkan ke Polres palangkaraya kasus intimidasi, pemukulan dan perbuatan tidak menyenangkan, Pengurus HMI cab. Palangkaraya akan kembali siap menggelar aksi sesuai instruksi Pengurus Besar (PB) HMI di Jakarta.

Menurut Chandra Ardinata (KETUM Cab. HMI Palangkaraya), instruksi PB HMI agar digelar aksi solidaritas seluruh Indonesia dalam waktu dekat. “ Aksi nanti secara nasional, PB HMI sudah turun tangan menyerukan aksi solidaritas, Insya Allah nanti PB HMI akan datang ke Palangkaraya mendukung kita, selain ada program yang akan dilaksanakan,” kata mahasiswa sebuah Universitas di Kota Palangkaraya ini, Minggu (14/6).

Disebutnya, beberapa langkah telah ditempuh Pengurus HMI cab. Palangkaraya dengan meminta bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LBHMI) pusat, dengan menyampaikan proses Hukum dan kejadian yang menimpa kader HMI cab.Palangkaraya. “Semestinya dalam aksi kita dapat melangsungkan secara aman dan dalam perlindungan polisi, ternyata kita dihadang dan disusupi,” tandas Chandra didampingi juru bicara aksi sekaligus korban pemukulan Agus Hermawan.

Langkah lain, HMI mencoba berkoordinasi dengan beberapa organisasi mahasiswa di Kota Palangkaraya. “ Terima kasih pada masyarakat yang selalu mensupport adik-adiknya berjuang demi kebenaran,” Tukasnya.

Ditambahkan Koordintor aksi, Andi Wirahadi Kusuma, dalam aksi seluruh Indonesia nanti HMI menyuarakan tolak segala bentuk premanisme dan mendesak kepolisian agar mengusut tuntas penyerangan terhadp aktivis HMI saat aksi damai usut korupsi DPRD Kota Palangkaraya.

“Kami sudah dimintai keterangan oleh polisi, kata polisi saat ini masih tahap pengaduan dan akan dikembangkan, sementara delik aduan adalah intimidasi lembaga dan perlakuan tidak menyenangkan,” imbuh Agus Hermawan seraya mengatakan masih menunggu panggilan dari polisi untuk proses selanjutnya.

Sebagai Informasi, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cab.Palangkaraya melaporkan ke Polres Palangkaraya, terkait kasus pemukulan aktivisnya yang dilakukan pelaku penyusup saat aksi damai penuntasan kasus korupsi DPRD Kota Palangkaraya dan kasis korupsi lainnya yang ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kal-Teng.

Menurut KETUM HMI cab.Palangkaraya, Chandra pengaduan itu mengatasnamakan lembaga HMI, dalam pengaduannya disebutkan adanya intimidasi dan terror yang dilakukan oknum atau kelompok tertentu terhadap aksi damai HMI cab.Palangkaraya dan BEM STAIN Palangkaraya yan dilaksanakan, Jumat (12/6) sekitar pukul 09.15 WIB. Kapolres palangkaraya AKBP Drs H Ahmad Alwi MM melalui Kasat Reskrim Polres Palangkaraya AKP Hari Brata SIK mengatakan akan segera melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Saat melapor ke penyidik, pengurus HMI telah membawa foto pelaku pemukulan dengan rekaman aksi. (cah/wartawan KaltengPos)

Sabtu, 13 Juni 2009

Aksi HMI Cabang Palangkaraya di Serang Preman

Aksi HMI di kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Kalteng, Jumat (12/6), di serang oleh preman suruhan, terindikasi preman itu adalah suruhan petinggi parpol, yang terjerat korupsi.

Dua orang lelaki misterius yang diduga preman suruhan pihak tertentu menyerang para kader HMI yang sedang menggelar aksi demo di kantor Kejaksaat Tinggi (Kejati) Provinsi Kalteng.

Mereka berusaha merebut spanduk dan memukul peserta aksi, bahkan terjadi insiden pemukulan oleh orang yang belum diketahui jelas identitasnya itu. Kericuhan ini berhasil dilerai petugas dari kepolisian yang bersiaga di kawasan tersebut. Sayangnya dua lelaki tak dikenal itu tidak diamankan petugas karena aksinya tersebut.

HMI menuntut Kejati Kalteng menuntaskan sejumlah kasus korupsi yang lamban, seperti dugaan korupsi Rp2,8 miliar di Sekretariat DPRD Kota Palangkaraya dan dugaan korupsi Rp41 miliar PT BPK Kalteng.

Selain itu HMI juga menyarankan agar Kepala Kejati Kalteng mundur dari jabatannya apabila tidak bisa mengusut tuntas kasus korupsi DPRD Kota Palangkaraya.

Hijau Hitam Indonesia dimana kalian...majulah bela kami yang d Dzalimi!!!
Tunduk terdiam, bangkit melawan, mundur adalah sebuah pengkhianatan...Allohu Akbar

Jumat, 08 Mei 2009

Dokumentasi LKMM-TD Regional Kalimantan 2009

Mari kita lihat. Calon pemimpin negeri kita esok hari
dibawah ini nih.....

Kalaupun harus adanya pemimpin. Maka itu adalah kami

Siapa bilang, pemuda Kalimantan tak bisa bersatu

ini kami calon pemimpin negeri ini!

mari kita jadi super team. Hidup Mahasiswa...

dialah (bus) sahabat kami untuk pergi kemanapun arah perjuangan kami

Kita tertawa bersama kawan...untuk Indonesia yang lebih baik. La Tahzan


masuk materi pelatihan ni boy

terkadang pemateripun harus atraktif biar peserta tidak boring
pemateri antusias dalam penyampaian materinya


Materi lagi...materi lagi

Segmentasi Materi Melalui Diskusi

Pemberian Plakat Kepada Pemateri

Nyampe KUM-KUM, tempat rekreasi P.Raya
kita juga perlu refresh bung

Cie...dekat2 ma buaya ni pak President

salam kami untuk anak negeri...Hidup Mahasiswa

salam untuk semua...bagi kita yang sayang
untuk negeri tercinta

















Bangkit Mahasiswa, Jaya Indonesia…!!! (Setetes Embun Untuk Para Alumnus LKKMM-TD Regional Kalimantan 2009)

Oleh : Agus Hermawan
*) Penulis adalah Mahasiswa Jur.Teknik Perangkat Lunak UNPAR dan alumnus LKMM-TD Se-Palangka Raya 2007



“ Bicara perubahan, tentu kita akan bicara sebuah koalisi, ketika kita bicara sebuah koalisi maka tentu pula kita akan bicara sebuah komposisi. Dan ketika kita bicara sebuah komposisi tentunya kita akan bicara kualitas dan kuantitas populis didalamnya.”

Sampai pada bait itu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa sebuah perubahan lebih baik yang selama ini diharapkan, tidak akan pernah hadir selama elemen bangsa ini tak mempunyai parameter kualitas yang jelas. kualitas…??? tentu yang saya maksud disini tidak sekedar kualitas akademik yang selama ini saya kenal dan kebanyakan orang. Tapi lebih dari itu sebenarnya, kualitas yang saya maksud disini sebenarnya lebih dititik beratkan kepada sebuah kesadaran untuk membaca kehidupan sosial sekitar. Ya…kami biasa menyebutnya Science of Crisis atau kepekaan sosial. Karena sebenarnya kualitas inilah yang pertama kali menentukan arah dan langkah kita kedepan untuk mencapai yang namanya sebuah perubahan.
Bayangkan saja…! Bagaimana kita mampu merumuskan suatu perubahan yang lebih baik kalau kita tidak mengetahui dan mengerti masalah dan problem yang ada pada lingkungan sosial kita. Dan tentunya untuk mengetahui kondisi lingkungan ini diperlukan adanya sebuah kesadaran sosial diri kita untuk mendengar, melihat dan merasakan setiap getir, keluhan dan apa kata mereka yang menyebut dirinya Rakyat. Tak banyak memang yang mau melakukan hal ini. Walau pada dasarnya banyak dari mereka yang duduk dikursi mewah sana yang mengerti.
Sebenarnya masih ada satu elemen bangsa ini yang mau peduli terhadap hal ini. Namun, seiring dengan derasnya arus duniawi dan tatanan hegemoni system yang sudah terencana membuat integritas dan spirit perjuangan mereka semakin hari semakin surut. Ya…itu kita kawan! Mahasiswa dan anak muda. Kita yang kata mereka (baca : penguasa) adalah agent of change walau pada faktanya mereka tak pernah mengindahkan kita, kita pulalah yang kata mereka adalah agent of future walau pada faktanya mereka tak pernah memberikan kesempatan pada kita untuk berproses dengan arif dan bijaksana, dan kita jugalah yang kata mereka anak bangsa pemegang estafet pembangunan kedepan walau pada faktanya mereka tak pernah ingin bertemu dengan kita, layaknya seorang orang tua yang selalu rindu akan anaknya. Lantas apakah kita harus dendam dan membenci mereka…? Jawabnya tidak kawan.
Harus diakui pasca gerakan kita (baca: Mahasiswa) pada tahun 1998. Ternyata masih menyisakan sejuta PR buat bangsa ini keesokan harinya. Dengan kata lain disadari atau tidak, kitapun harus mengakui bahwa kita juga bersalah dalam hal ini, kesalahan itu ada paling tidak dalam hal substansi pergerakan kita. Karena memang menurut saya pergerakan kita selama ini tak pernah menyentuh akar permasalahan pokok negeri tercinta ini. Lemahnya daya politis mahasiswa, ditambah lagi dengan ghiroh (semangat) yang semakin redup. Merupakan problematika internal mahasiswa yang membuat generasi harapan bangsa ini hanya mampu berteriak, demo kesana-kesini bahkan acap kali harus anarkis demi mengkritisi kebijakan pemerintah dimulai dari KKN para birokrat negeri ini, tegaknya Supremasi Hukum yang masih kacau balau sampai hari ini, Proses PEMILU yang semrawut dan tak bermakna , sampai dengan pada agenda BHMN/BHP yang merupakan proses privatisasi aset pendidikan anak bangsa. Belum lagi ditambah dengan serdadu barisan kita yang satu demi satu, hari demi hari keluar barisan dan memilih politik praktis (CALEG) sebagai wadah baru dalam berjuang katanya. Dan lagi-lagi yang harus kita akui adalah apa yang sudah kita lakukan selama ini hanyalah sebatas retorika saja, dan hal ini terbukti tak mampu merubah apa-apa. Kalaupun ada hanyalah sebatas pengakuan diri, dengan kata lain hanyalah bentuk eksistensi kita sebagai generasi penerus yang konon katanya akan membawa perubahan bagi bangsa ini.
Apa yang sudah kita lakukan tidaklah salah kawan…!!!. Tapi yang ingin saya sampaikan sebenarnya adalah bahwa yang harus kita cermati saat ini yaitu bagaimana merumuskan suatu pola pergerakan baru yang tak hanya selalu berakhir pada retorika saja dan setelah itu hilang dan hangus begitu saja tanpa tahu entah kemana. Tapi lebih dari itu, pergerakan kita kedepan haruslah memberikan sebuah pencerahan bagi negeri ini melalui proses pematangan konsep terlebih dahulu yang diharapkan mampu memberikan solusi terbaik kedepannya. Tak hanya untuk kita, mereka atau dia tapi yang terpenting adalah demi perbaikan negeri Indonesia tercinta bahkan dunia. Inilah kewajiban kita sebagai generasi harapan bangsa yang saya pahami. Generasi yang tak hanya duduk manis dalam kuliah tapi diam seribu bahasa, padahal disaat yang bersamaan banyak saudara mereka diluar sana yang masih menderita busung lapar, putus sekolah dan tak memiliki rumah.
Sebagai akhir dari tulisan ini, saya menyeru kepada kita semua. Ayo…Bangkit kawan, tumbuhkan kepedulian dan kepekaan sosialmu dan buktikan kepada semua bahwa koalisi kita adalah sebuah kekuatan yang mampu menggetarkan jagad bumi pertiwi…!!! Rapatkan barisan, luruskan niat karena-Nya dan berpejamlah untuk bersiap membuka mata dan melihat Indonesia tercinta dalam kejayaannya. Tetap kerja keras, kerja cerdas, kerja wawas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.

Hidup Mahasiswa…Jaya Indonesia Kita

Kamis, 09 April 2009

Kejahatan Amerika

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, masyarakat dunia, termasuk di Dunia Islam, banyak yang berharap bahwa Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Obama saat ini bisa membawa perubahan positif yang besar bagi dunia. Mereka sepertinya lupa, bahwa sejak awal berdirinya hingga kini, Amerika tetaplah Amerika, yang memiliki reputasi sebagai negara penjajah nomor satu. Kejahatan Amerika atas warga dunia, termasuk kaum Muslim, sudah tidak terhitung. Pasca Perang Dunia II saja Amerika telah menyerang lebih dari 100 negara. Di antaranya bahkan diduduki secara langsung. Yang paling mutakhir adalah penyerangan sekaligus pendudukan Amerika di Afganistan dan Irak, juga dukungan total Amerika atas pendudukan Palestina oleh Israel selama puluhan tahun. Serangan dan pendudukan itu dilakukan oleh Amerika, baik di bawah presidennya yang berasal dari Partai Republik maupun Demokrat.

Selama 44 kali pergantian presiden Amerika, termasuk Obama saat ini, Amerika selalu menampilkan wajah yang bengis dan kejam, khususnya kepada kaum Muslim di negeri-negeri Islam. Hal ini wajar mengingat watak dasar ideologi yang diemban Amerika bersifat imperial (menjajah). Bahkan penjajahan adalah pilar sekaligus metode baku ideologi ini untuk mempertahankan eksistensinya sekaligus menyebarluaskan pengaruhnya ke seluruh dunia.

Karena itu, dunia, termasuk Dunia Islam, sesungguhnya salah alamat jika tetap berharap kepada Amerika—meski di bawah Obama—untuk menyelamatkan dunia ini dari berbagai krisis dan kekacauan yang terjadi. Pasalnya, sumber krisis dan kekacauan itu ada pada Kapitalisme Global, yang tetap diemban oleh Amerika sebagai negara adidaya hingga saat ini. Selama Kapitalisme Global dan Amerika yang memimpin dunia ini, jangan harap dunia ini akan lepas dari berbagai krisis dan kekacauan.

Warga dunia, apalagi kaum Muslim, sesungguhnya hanya bisa berharap pada Khilafah Islamiyah; sebuah institusi pemerintahan Islam global yang insya Allah segera akan tegak kembali. Khilafahlah yang akan menyelamatkan dunia dengan syariahnya sekaligus menyebarkan Islam sebagai rahmat ke seluruh warga dunia.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan secara panjang-lebar dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya yang layak untuk dibaca. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Sumber : Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Minggu, 15 Maret 2009

Apa itu Ideologi...???

1. Mencari pengertian ideologi
Jawab :
Ideologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang meruupakan yang merupakan ninilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa, selain itu, Idiologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

2. Apa yang di maksud dengan aspek idealitas, Aspek normalitas, aspek realitas, dan aspek fleksibilitas.
Jawab :
Aspek Ideaslitas : yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Hikikat nilai-nilai pancasila yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh tersebut bersumber pada filsafat pancasial (nilai-nilai filosofis yamng terkandung dalam pancasila).

Aspek Normalitas : yaitu niali-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertib hukum tertinggi dalam negara Indonesia serta merupakan states fundamental norm (pokok kaidah negara yang fundamental).

Aspek Realitas : artinya mampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata. maka yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu pancasila selain memiliki nilai-nilai ideal serta normatif pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyalenggaraan negara. Dengan demikian pancasila sebagai ideologi terbuka tidak bersifat “utopis”yang hanya berisi ide-ide yang bersifat mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat “realistis.

Aspek Fleksibilitas : yakni Pancasila sebagi suatu idiologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa idiologi pansila besifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu Pancasila juga mampu menyaring budaya-budaya asing yang masuk di Negara Indonesia dngan kelima hakekat dari pancasila yang juga merupakan esensi dari nilai-nilai pancasila yang sifatnya universal sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.

3. Mengapa Pancasila di jadikan Ideologi…?
Jawab :
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah dan pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar Negara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia. Pancasila juga memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

4, Pancasila sebagai Ideologi Indonesia termasuk Ideologi terbuka atau tertutup..?
Jawab :
Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini disebabkan dimaksudkan bahwa idiologi pansila besifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan idiologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa berkambang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan zaman.

Demokrasi di Indonesia. Haruskah???

Silahkan masukkan tanggapan anda...??? dan kami akan mempublikasikan jawaban anda!!!

Jumat, 13 Maret 2009

Socrates ( 469-399 BCE ) (469-399 BCE)

Sumber : Plato, The Last Days of Socrates, ed. by Hugh Tredennick (Penguin, 1995) { Order from Amazon.com } oleh Hugh Tredennick (Penguin, 1995)

Dalam penggunaan pemikiran kritis, dengan tetap komitmen untuk kebenaran, dan hidup melalui contoh dari kehidupan sendiri, kelima-abad Athenian Socrates menetapkan standar untuk semua filsafat Barat. Karena ia tidak meninggalkan warisan sastra dari negerinya sendiri, kita tergantung penulis kontemporer seperti Aristophanes dan Xenophon kami untuk informasi tentang hidupnya dan bekerja. Sebagai murid dari Archelaus selama pemuda, Socrates menunjukkan banyak sekali yang menarik dalam teori ilmiah yang Anaxagoras, tetapi kemudian ditinggalkan inquiries fisik ke dalam dunia untuk yang berdedikasi investigasi pembangunan pada moral karakter. Setelah disajikan dengan beberapa perbedaan sebagai seorang tentara di Delium dan Amphipolis selama Perang Peloponnesian, Socrates dabbled dalam kekacauan politik yang dikonsumsi Athena setelah Perang, maka dari pensiunan hidup aktif bekerja sebagai tukang batu dan untuk meningkatkan anak-anaknya dengan isterinya, xanthippe. Setelah pewarisan yang sederhana keberuntungan dari ayahnya yang pengukir Sophroniscus, Socrates digunakan marjinal keuangan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk memberikan perhatian penuh waktu untuk inventing praktik dialog filosofis.

For the rest of his life, Socrates devoted himself to free-wheeling discussion with the aristocratic young citizens of Athens, insistently questioning their unwarranted confidence in the truth of popular opinions, even though he often offered them no clear alternative teaching. Unlike the professional Sophists of the time, Socrates pointedly declined to accept payment for his work with students, but despite (or, perhaps, because) of this lofty disdain for material success, many of them were fanatically loyal to him. Their parents, however, were often displeased with his influence on their offspring, and his earlier association with opponents of the democratic regime had already made him a controversial political figure. Untuk sisa hidupnya, Socrates dikhususkan untuk dirinya bebas diskusi dengan aristocratic muda warga Athens, pertanyaan bertubi-tubi mereka tdk berdasar keyakinan dalam kebenaran pendapat yang populer, meskipun ia sering mereka yang tidak jelas alternatif pengajaran. Berbeda dengan profesional Sophists of the time, Socrates tajam menolak untuk menerima pembayaran untuk karyanya dengan siswa, tetapi walaupun (atau mungkin karena) ini angkuh meremehkan bahan untuk sukses, banyak dari mereka fanatically setia kepadanya. orangtua mereka, namun sering kepedaran dengan pengaruh pada keturunan mereka, dan sebelumnya dengan lawan yang demokratis rezim telah dibuat seorang tokoh politik kontroversial. Kematian Socrates Although the amnesty of 405 forestalled direct prosecution for his political activities, an Athenian jury found other charges—corrupting the youth and interfering with the religion of the city—upon which to convict Socrates, and they sentenced him to death in 399 BCE Accepting this outcome with remarkable grace, Socrates drank hemlock and died in the company of his friends and disciples. Meskipun amnesti dari 405 forestalled langsung penuntutan atas kegiatan politik, yang ditemukan Athenian juri lainnya biaya-kerusakan di muda dan campur dengan agama kota yang ke-atas narapidana Socrates, dan dia dihukum mati di 399 SM ini Menerima hasil luar biasa dengan rahmat, Socrates dan minum Hemlock tewas di perusahaan teman-temannya dan murid-murid.

Our best sources of information about Socrates's philosophical views are the early dialogues of his student Plato , who attempted there to provide a faithful picture of the methods and teachings of the master. Kami terbaik sumber-sumber informasi tentang Socrates dilihat dari filosofis adalah awal dialog orang siswa Plato, ada yang berusaha untuk memberikan gambar yang setia metode dan ajaran master. (Although Socrates also appears as a character in the later dialogues of Plato, these writings more often express philosophical positions Plato himself developed long after Socrates's death.) In the Socratic dialogues, his extended conversations with students, statesmen, and friends invariably aim at understanding and achieving virtue {Gk. areth [ aretê ] } through the careful application of a dialectical method that employs critical inquiry to undermine the plausibility of widely-held doctrines. Destroying the illusion that we already comprehend the world perfectly and honestly accepting the fact of our own ignorance, Socrates believed, are vital steps toward our acquisition of genuine knowledge, by discovering universal definitions of the key concepts governing human life. (Walaupun Socrates juga muncul sebagai karakter dalam dialog dari Plato kemudian, tulisan-tulisan ini lebih sering menyatakan posisi filosofis Plato sendiri dikembangkan Socrates lama setelah kematian.) Dalam dialog Socratic, maka diperpanjang percakapan dengan siswa, statesmen, dan teman-teman selalu bertujuan pada pengertian dan mencapai kebaikan (Gk. areth [aretê]) hati-hati melalui aplikasi yang berhubung dgn dialek yang mempekerjakan kritis metode inquiry untuk meruntuhkan banyak hal masuk akal yang diadakan-doktrin. menghancurkan ilusi bahwa kita sudah memahami dunia dengan baik dan jujur menerima kenyataan kami ketidaktahuan sendiri, Socrates beriman, adalah langkah penting menuju kami akuisisi pengetahuan asli, oleh universal menemukan definisi tombol konsep tata kehidupan manusia.

Interacting with an arrogantly confident young man in Euqufrwn ( Euthyphro ), for example, Socrates systematically refutes the superficial notion of piety (moral rectitude) as doing whatever is pleasing to the gods. Berinteraksi dengan yakin dgn tinggi hati pemuda di Euqufrwn (Euthyphro), misalnya, Socrates refutes sistematis yang dangkal gagasan kesalehan (moral ketulusan) dan melakukan apa yang penampilan ke allah. Efforts to define morality by reference to any external authority, he argued, inevitably founder in a significant logical dilemma about the origin of the good . Plato's Apologhma ( Apology ) is an account of Socrates's (unsuccessful) speech in his own defense before the Athenian jury; it includes a detailed description of the motives and goals of philosophical activity as he practiced it, together with a passionate declaration of its value for life. The Kritwn ( Crito ) reports that during Socrates's imprisonment he responded to friendly efforts to secure his escape by seriously debating whether or not it would be right for him to do so. Upaya untuk menentukan moralitas oleh rujukan kepada otoritas eksternal, ia berpendapat, pasti pendiri dalam dilema yang cukup logis tentang asal yang baik. Plato's Apologhma (Apology) adalah rekening dari Socrates (gagal) dalam sambutannya sendiri pertahanan sebelum Athenian juri , yang meliputi penjelasan rinci tentang motif dan tujuan dari kegiatan filosofis sebagai dia melakukan itu, bersama dengan gairah deklarasi dari nilai kehidupan. The Kritwn (Crito) melaporkan bahwa selama Socrates dari penjara ia merespon ramah upaya untuk memastikan diri-Nya oleh serius diperdebatkan apakah ia akan tepat bagi dia untuk melakukannya. He concludes to the contrary that an individual citizen—even when the victim of unjust treatment—can never be justified in refusing to obey the laws of the state . Dia menyimpulkan sebaliknya bahwa setiap warga negara-bahkan ketika korban perlakuan tidak adil-tidak dapat dibenarkan dalam menolak untuk menuruti undang-undang negara.

The Socrates of the Menwn ( Meno ) tries to determine whether or not virtue can be taught , and this naturally leads to a careful investigation of the nature of virtue itself. Socrates yang dari Menwn (meno) akan mencoba untuk menentukan apakah baik atau tidak dapat diajarkan, dan ini secara alami mengarah ke hati investigasi dari sifat kebaikan itu sendiri. Although his direct answer is that virtue is unteachable, Socrates does propose the doctrine of recollection to explain why we nevertheless are in possession of significant knowledge about such matters. Most remarkably, Socrates argues here that knowledge and virtue are so closely related that no human agent ever knowingly does evil : we all invariably do what we believe to be best. Improper conduct, then, can only be a product of our ignorance rather than a symptom of weakness of the will {Gk. akrasia [ akrásia ] }. The same view is also defended in the PrwtagoraV ( Protagoras ), along with the belief that all of the virtues must be cultivated together. Walaupun ia langsung terbaik adalah bahwa kebaikan adalah unteachable, Socrates tidak mengusulkan doktrin ingatan untuk menjelaskan mengapa kami jua yang memilikinya signifikan pengetahuan tentang hal-hal seperti itu. Paling sungguh, disini Socrates berpendapat bahwa pengetahuan dan kebaikan sangat erat kaitannya bahwa tidak ada manusia agen sadar tidak pernah jahat: kita semua selalu melakukan apa yang kami percaya akan terbaik. Improper melaksanakan, maka hanya dapat merupakan produk kami kejahilan daripada gejala dari kelemahan yang akan (Gk. akrasia [akrásia]). Hal yang sama melihat defended juga di PrwtagoraV (Protagoras), bersama dengan keyakinan bahwa seluruh virtues harus diolah secara bersama-sama.

40 PLATO 427 SM-347 SM

oleh : Michael H. Hart, 1978

Filosof Yunani kuno Plato tak pelak lagi cikal bakal filosof politik Barat dan sekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika mereka. Pendapat-pendapatnya di bidang ini sudah terbaca luas lebih dari 2300 tahun. Tak pelak lagi, Plato berkedudukan bagai bapak moyangnya pemikir Barat,

Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena kenamaan sekitar tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof kesohor Socrates yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399 SM, tatkala Socrates berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar berbuat brengsek dan merusak akhlak angkatan muda Athena. Socrates dikutuk, dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati Socrates --yang disebut Plato "orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang saya pernah kenal"-- membikin Plato benci kepada pemerintahan demokratis.

Tak lama sesudah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan selama sepuluh-duabelas tahun mengembara ke mana kaki membawa.

Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya yang empat puluh tahun di Athena, mengajar dan menulis ihwal filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, yang jadi murid akademi di umur tujuh belas tahun sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato tutup mata pada usia tujuh puluh.

Plato menulis tak kurang dari tiga puluh enam buku, kebanyakan menyangkut masalah politik dan etika selain metafisika dan teologi. Tentu saja mustahil mengikhtisarkan isi semua buku itu hanya dalam beberapa kalimat. Tetapi, dengan risiko menyederhanakan pikiran-pikirannya, saya mau coba juga meringkas pokok-pokok gagasan politiknya.yang dipaparkan dalam buku yang kesohor, Republik, yang mewakili pikiran-pikirannya tentang bentuk masyarakat yang menurutnya ideal.

Bentuk terbaik dari suatu pemerintahan, usul Plato, adalah pemerintahan yang dipegang oleh kaum aristokrat. Yang dimaksud aristokrat di sini bukannya aristokrat yang diukur dari takaran kualitas, yaitu pemerintah yang digerakkan oleh putera terbaik dan terbijak dalam negeri itu. Orang-orang ini mesti dipilih bukan lewat pungutan suara penduduk melainkan lewat proses keputusan bersama. Orang-orang yang sudah jadi anggota penguasa atau disebut "guardian" harus menambah orang-orang yang sederajat semata-mata atas dasar pertimbangan kualitas.

Plato percaya bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota "guardian". Plato merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya, Plato menganjurkan agar pertumbuhan dan pendidikan anak-anak dikelola oleh negara. Anak-anak pertama-tama kudu memperoleh latihan fisik yang menyeluruh, tetapi segi musik, matematika dan lain-lain disiplin akademi tidak boleh diabaikan. Pada beberapa tahap, ujian ekstensif harus diadakan. Mereka yang kurang maju harus diaalurkan untuk ikut serta terlibat dalam kegiatan ekonomi masyarakat, sedangkan orang-orang yang maju harus terus melanjutkan dan menerima gemblengan latihan. Penambahan pendidikan ini harus termasuk bukan cuma pada mata pelajaran akademi biasa, tetapi juga mendalami filosofi yang oleh Plato dimaksud menelaah doktrin bentuk ideal faham metafisikanya.

Pada usia tiga puluh lima tahun, orang-orang ini yang memang sudah betul-betul meyakinkan mampu menunjukkan penguasaannya di bidang teori-teori dasar, harus menjalani lagi tambahan latihan selama lima belas tahun, yang mesti termasuk bekerja mencari pengalaman praktek. Hanya orang-orang yang mampu memperlihatkan bahwa mereka bisa merealisir dalam bentuk kerja nyata dari buku-buku yang dipelajarinya dapat digolongkan kedalam "kelas guardian." Lebih dari itu, hanya orang-orang yang dengan jelas bisa. menunjukkan bahwa minat utamanya adalah mengabdi kepada kepentingan masyarakatlah yang bisa diterima ke dalam. "kelas guardian."

Keanggotaan guardian tidak dengan sendirinya menarik perhatian masyarakat. Sebab, jadi guardian tidaklah banyak mendapatkan duit. Mereka hanya dibolehkan memiliki harta pribadi dalam jumlah terbatas dan tak boleh punya tanah buat rumah pribadinya. Mereka menerima gaji tertentu dan tetap (itu pun dalam jumlah yang tak seberapa), dan tidak dibolehkan punya emas atau perak. Anggota guardian tidak diperkenankan punya famili yang terpisah tempatnya, mereka harus makan berbareng, punya pasangan bersama. Imbalan buat pentolan-pentolan filosof ini bukannya kekayaan melainkan kepuasan dalam hal melayani kepentingan umum. Begitulah ringkasnya sebuah republik yang ideal menurut Plato.

Republik terbaca luas selama berabad-abad. Tetapi harus dicatat, sistem politik yang dianjurkan didalamnya belum pernah secara nyata dipraktekkan sebagai model pemerintahan mana pun. Selama masa antara jaman Plato hingga kini, umumnya negara-negara Eropa menganut sistem kerajaan. Di abad-abad belakangan ini beberapa negara menganut bentuk pemerintah demokratis. Ada juga yang menganut sistem pemerintahan militer, atau di bawah tiran demagog seperti misalnya Hitler dan Mussolini. Tak satu pun pemerintahan-pemerintahan ini punya kemiripan dengan republik ideal Plato. Teori Plato tak pernah jadi anutan partai politik mana pun, atau jadi basis gerakan politik seperti halnya terjadi pada ajaran-ajaran Karl Marx, apakah dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa hasil karya Plato, kendati diperbincangkan dengan penuh penghargaan, sebenarnya sepenuhnya disisihkan orang dalam praktek? Saya pikir tidak.

Memang benar, tak satu pun pemerintahan sipil di Eropa disandarkan atas model Plato secara langsung. Namun, terdapat persamaan yang mengagumkan antara posisi gereja Katolik di Eropa abad tengah dengan "kelas guardian" Plato. Gereja Katolik abad pertengahan terdiri dari kaum elite yang mempertahankan diri sendiri agar tidak layu dan tersisihkan, yang anggota-anggotanya mendapat latihan-latihan filosofis resmi. Pada prinsipnya, semua pria, tak peduli dari mana asal-usulnya dapat dipilih masuk kependetaan (meski tidak untuk wanita). Juga pada prinsipnya, para pendeta itu tak punya famili dan memang diarahkan semata-mata agar mereka memusatkan perhatian pada kelompok mereka sendiri, bukannya nafsu keagungan disanjung-sanjung.

Peranan partai Komunis di Uni Soviet juga ada yang membandingkannya dengan "kelas guardian" Plato dalam dia punya republik ideal. Di sini pun kita temukan kelompok elite yang kesemuanya terlatih dengan filosofi resmi.

Gagasan Plato juga mempengaruhi struktur pemerintahan Amerika Serikat. Banyak anggota konvensi konstitusi Amerika mengenal dan tak asing dengan gagasan-gagasan politik Plato. Dia maksud, sudah barang tentu, agar Konstitusi Amerika Serikat membuka kemungkinan menggali dan mempengaruhi kehendak rakyat. Dan juga diinginkan sebagai sarana memilih orang-orang yang paling bijak dan paling baik untuk memerintah negara.

Kesulitan menentukan arti penting pengaruh Plato sepanjang masa --meski luas dan menyebar-- adalah ruwet dipaparkan dan bersifat tidak langsung. Sebagai tambahan teori politiknya, diskusinya di bidang etika dan metafisika telah mempengaruhi banyak filosof yang datang belakangan. Apabila Plato ditempatkan pada urutan sedikit lebih rendah ketimbang Aristoteles dalam daftar sekarang ini, hal ini terutama lantaran Aristoteles bukan saja seorang filosof melainkan pula seorang ilmuwan yang penting. Sebaliknya, penempatan Plato lebih tinggi urutannya ketimbang pemikir-pemikir seperti John Locke, Thomas Jefferson dan Voltaire, sebabnya lantaran tulisan-tulisan ihwal politiknya mempengaruhi dunia cuma dalam jangka masa dua atau tiga abad, sedangkan Plato punya daya jangkau lebih dari dua puluh tiga abad.

Kamis, 05 Maret 2009

Sistem Ekonomi Syariah di Antara Sistem Kapitalisme dan Sosialisme

Author: lutfi fadila. 9 November 2006 : 12:02 pm.

Para buruh kerap kali mengadakan demonstrasi kepada, agar sistem kontrak kerja yang diberlakukan perusahaan dihapus. Di lain waktu para karyawan menuntut kenaikan gaji. Di saat lain para pekerja menodong janji THR yang belum dibayarkan.

Itulah selintas gambaran tentang akibat peradapan dunia saat ini yang didominasi oleh gaya hidup masyarakat kapitalis. Para pemegang kapital, yaitu pemilik perusahaan hanya sibuk menumpuk dan menambah modal mereka tanpa memperhatikan kesejahteraan para karyawan yang telah menopang kelangsungan produktifitas perusahaan ataupun kemakmuran masyarakat di sekitar perusahaan itu didirikan.

Tak jarang hal tersebut menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan yang memplokamirkan diri sebagai golongan antikapitalisme. Namun, para kapitalis tetap berkuasa di atas jerih payah tenaga pekerja-pekerja mereka. Apalagi dengan sokongan sistem ekonomi kapitalis yang telah menggurita di dunia, perbedaan antar pengusaha dan buruh tampak nyata. Kaum konglomerat semakin kaya dengan tumpukan harta yang terus berbunga, sedangkan kaum proletar makin terpuruk dalam lilitan hutang yang beranak pinak.

Salah satu usaha protes terhadap sistem masyarakat kapitalis pernah dilakukan negara tirai besi, Uni Sovyet. Pemerintah negara Uni Sovyet mencoba menerapkan sistem ekonomi sosialis yang dicetuskan Karl Marx dalam kitabnya, Das Kapital. Pemerintah mengusahakan pemerataan ekonomi penduduk dengan menguasai dan mengontrol semua sumber daya alam, industri-industri penting, perbankan, dan sarana publik. Tujuan akhir dari sistem ini adalah, kesejahteraan yang merata dalam masyarakat tanpa ada hirarki kelas sosial. Namun, sebelum cita-cita tersebut tercapai, sistem sosialis runtuh karena perselisihan antar pimpinan dan korupsi di dalam tubuh pemerintah itu sendiri. Dengan kata lain, sistem ekonomi sosialis tidak berhasil memeratakan kesejahteraan rakyat namun malah memperpuruk rakyat ke dalam kemiskinan karena dominasi pemerintah membuat roda perekonomian tidak berkembang.

Lantas, perekonomian yang bagaimanakah yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat tanpa harus ada dominasi dari satu pihak tertentu? Adam Smith, penggagas sistem ekonomi kapitalis, menyisipkan catatan bahwa dunia yang paling baik adalah dunia tanpa “bunga”. Dalam bukunya, The Wealth of Nation, dia mengakui adanya sistem ekonomi yang sukses membawa masyarakat pada kemakmuran, yaitu perekonomian di era masyarakat madani pada abad ke 6 M silam.

Prinsip kemitraan, saling percaya, jujur, dan tanpa membungakan modal adalah penyangga utama suksesnya roda perekonomian di masa kepemimpinan Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin di Kota Madina. Dengan menggali kembali kearifan di abad yang telah lampau, umat islam seluruh dunia berusaha mengadopsi kembali sistem perekonomian yang sesuai syariat Islam.

Sistem perbankan syariah yang mulai mendapat tempat di hati masyarakat, berkembang pesat selama enam tahun terakhir. Karena selain terbukti survive dalam melewati masa krisis moneter di tahun-tahun menjelang abad millenium, kehadiran bank-bank syariah mampu menjawab perdebatan para ulama tentang hukum halal haramnya sistem perbankan di Indonesia. Di samping itu, perbankan syariah memiliki poin plus dalam membantu meningkatkan kesejahteraan dan meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Keunikan dari bank syariah adalah prinsip bagi hasil yang diterapkan dalam transaksi antara dua pihak; pemilik modal (shahibul maal) dan penerima modal (mudharib), yang sepakat untuk membiayai dan melakukan suatu usaha. Prinsip bagi hasil adalah suatu pembagian hasil dari pendapatan atau keuntungan usaha yang diperoleh mudharib sesuai dengan akad awal. Contoh: seorang mudharib hendak merintis usaha mebel dan meminjam dana ke bank syariah. Jika kedua pihak sepakat membagi hasil pendapatan usaha dengan perbandingan nisbah 40:60 untuk shahibul maal dan mudharib, maka mudharib wajib melunasi pokok pinjaman beserta 40% hasil pendapatan selama beberapa kali angsuran sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

Bagi mudhorib, prinsip bagi hasil yang diterapkan sangat menguntungkan karena angsuran pengembalian pinjaman setiap bulannya adalah tetap, sesuai dengan akad awal. Tidak akan terpengaruh oleh gejolak politik atau moneter yang tidak stabil. Sistem tersebut berbeda dengan bank konvensional yang menetapkan persen bunga—dari pokok pinjaman—yang selalu terpengaruh oleh spekulasi pasar. Bunga kredit bisa naik atau turun, tergantung situasi politik atau moneter. Itulah sebabnya di masa-masa krisis moneter tahun 1998-2002, banyak perusahaan bangkrut, UKM gulung tikar, serta bank-bank kolaps karena banyaknya kredit macet. Para kreditor tidak mampu membayar bunga bank yang mencekik leher.

Para calon mudharib yang pertama kali melihat perhitungan angsuran yang diterapkan oleh bank syariah mungkin merasa keberatan, karena mengganggap jumlah angsuran yang harus dibayar terlalu tinggi. Namun, jika dilihat keseluruhan secara teliti, cicilan tersebut sangat ringan, karena mudharib akan membayar jumlah cicilan yang tetap setiap kali pelunasannya. Berbeda dengan sistem cicilan yang diterapkan dalam bank konvensional. Nasabah selain harus melunasi pokok pinjaman yang berbunga, dia juga harus membayar bunga dari bunga pokok pinjaman. Otomatis yang dibayarkan oleh kreditor setiap bulannya adalah bunga dari bunga yang setiap bulan bertambah memberatkan.

Keunggulan lain bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional adalah ketepatan dalam menyalurkan dana. Bank syariah memperoleh keuntungan dari nisbah dan margin (fee atas jasa perbankan yang dilakukan bank), oleh karena itu semua dana di bank syariah benar-benar diinvestasikan untuk usaha dan pembiayaan bagi kepentingan mudharib. Sehingga tampak jelas bahwa modal yang masuk dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemaslahatan umat. Dalam perekonomian kapitalis, bank konvensional mendapat keuntungan dengan mengalokasikan sebagian besar dananya dengan cara berspekulasi di sektor moneter maupun riil.

Yang terpenting dari semua nilai lebih di atas, bank syariah hadir dalam koridor yang sesuai syariat agama, yaitu tidak mengandung unsur maisir (judi), gharar (penipuan), haram, riba, dan bathil (rusak/tidak syah). Sehingga, tidak ada pihak-pihak yang akan dirugikan dalam bekerjasama dengan bank syariah.

Sebagai pihak shahibul maal (penabung/debitor), nasabah juga dapat merasakan nilai plus bank syariah. Keuntungaan yang diperoleh shahibul maal dihitung dengan menggunakan perhitungan bagi hasil yang halal. Selain itu shahibul maal telah bertindak sebagai investor yang membantu menyalurkan surplus dana yang dimilikinya kepada pihak-pihak yang minus dana. Dengan banyaknya dana dari pihak ketiga yang dihimpun maka dana yang disalurkan untuk investasi juga bertambah. Hal tersebut akan berpengaruh pada peningkatan jumlah pendapatan mudharib, yang pada akhirnya berpengaruh pada jumlah bagi hasil yang diterima nasabah. Dengan jumlah pendapatan yang saling bertambah, maka kesejahteraan penduduk dapat tercapai tanpa ada unsur persaingan dalam membungakan uang. Insya Allah.

Dalam menghimpun dan menyalurkan dana, bank syariah tidak terfokus pada salah satu umat beragama saja. Islam menghendaki ajaran aturan yang diterapkan dapat memberi manfaat bagi seluruh umat di muka bumi. (*)

Sistem Tata Ekonomi Kapitalisme, Sosialisme dan Komunisme - Definisi, Pengertian, Arti & Penjelasan - Sejarah Teori Ilmu Ekonomi

Thu, 07/09/2006 - 8:17pm — godam64

1. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Kapitalisme

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.

Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

2. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Sosialisme

Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.

Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.

3. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Komunisme

Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.

Kamis, 12 Februari 2009

Pakar Yunani Kuno vs Pakar Muslim di Bidang Ilmu-Ilmu Eksakta

Matematika bangsa Yunani Kuno terbentuk dari bahan-bahan tradisi bangsa-bangsa Sumaria, Babilonia dan Mesir Kuno, demikian pula halnya Ilmu Pengetahuan Alam/sains, yang asasnya hanya pada observasi saja. Ilmu Ukur diperkembang oleh pakar Yunani Kuno secara sistematis, dan mencapai puncak kemajuannya dalam zaman Euclid. Namun dalam bidang matematika yang lain yaitu ilmuhitung, tidak memperolah kemajuan. Tidak ada pertambahan operasi, tetap hanya menambah, mengurang, mengali dan membagi saja. Dengan demikian mereka itu hanya tetap berkisar dalam bilangan rasional saja. Hal ini membawa akibat yang parah, ilmu hitung tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu ukur, sehingga ilmu ukur itu berjalan sendiri tanpa dukungan ilmu hitung. Ada beberapa bagian dari Dialogue Plato (427 - 347 Seb.Miladiyah) yang menunjukkan pemisahan itu mencapai puncaknya, artinya keduanya sudah terpisah sama sekali dalam zaman Euclid.

Alhasil matematika di tangan bangsa Yunani Kuno pecah dua dalam pengertian yang sebenar-benarnya. Ilmu ukur maju melesat ke depan meninggalkan ilmu hitung jauh di belakang. Dengan demikian matematika di zaman Yunani kuno tidak mungkin dapat dipakai untuk menunjang sains/ilmu pengetahuan alam dalam hal mengujicoba hasil penafsiran alam, sehingga sains hanya terpaku pada teori yang sifatnya spekulatif. Maka asas Pendekatan Ilmiyah di zaman Yunani Kuno terhenti hanya sampai penafsiran saja sebagai tahap lanjut dari observasi.

***

Para Pakar Muslim kuno di zaman keemasan Islam (abad 7 sampai abad 13 Miladiyah) berhasil memperkembang ilmu ukur menjadi ilmu ukur sudut dan ilmu ukur bola seperti yang kita kenal sekaang ini. Al Battani (858 - 929) mengganti busur dengan sinus, mempergunakan tangen dan kotangen. Abu ‘lWafa (940 - 997) mendapatkan metode baru untuk membuat tabel sinus, memperkenalkan sekan dan kosekan. Operasi dalam ilmu hitung diperlengkap dengan operasi akar dan logaritme sebagai lawan pangkat. Dengan demikian ruang lingkup bilangan menjadi lebih luas, yaitu bilangan irrasional dan imajiner. Kata-kata logaritme dan algorism berasal dari nama orang yang mendapatkannya yaitu Al Khawarismi (780 - 850). Di tangan para pakar Muslim itu cabang-cabang matematika yaitu itu ilmu hitung dan ilmu ukur diperkembang kemudian dijalin menjadi utuh tidak terlepas seperti dalam keadaannya di tangan para pakar Yunani Kuno tersebut. Maka menjadilah matematika itu sebagai disiplin ilmu yang menunjang metode ujicoba dalam sains. Alhasil kebudayaan Islam (maksudnya kebudayaan yang diisi oleh nilai-nilai non-historis, yaitu wahyu) dapat menyumbangkan metode ujicoba yang memungkinkan lahirnya Ilmu Pengetahuan seperti yang kita miliki sekarang ini.

Yang ideal bagi orang-orang Yunani Kuno adalah keindahan visual. Inilah yang menjadi landasan ideologi mereka. Keindahan yang berasaskan perbandingan yang dinyatakan oleh hubungan angka-angka yang tetap. Wajah manusia, patung, atau bentuk arsitektur, bahkan drama harus mempunyai perbandingan-perbandingan tetap di antara bagian-bagiannya supaya indah. Keluar dari hubungan angka-angka perbandingan itu mengakibatkan sesuatu itu “rusak” bentuknya sehingga tidak menjadi indah lagi. Pola pemikiran ini menghasilkan pandangan bahwa alam semesta ini merupakan kesatuan yang statis, oleh karena bagian-bagian dari alam smesta ini harus mempunyai perbandingan yang dinyatakan oleh hubungan angka-angka yang tetap. Alhasil, pengertian waktu bukanlah hal yang perlu mendapat perhatian, oleh karena alam semesta ini statis. Bahkan menurut Zeno dan Plato waktu adalah sesuatu yang tidak-nyata (unreal). Maka dapatlah kita mengerti apabila para pakar Yunani Kuno hanya menghasilkan matematika yang statis sifatnya, tidak mengandung unsur variabel dan fungsi. Demikianlah idea orang Yunani Kuno yang menganggap ideal keindahan visual, hanya dapat menghasilkan matematika yang statis.

Yang ideal bagi seorang Muslim bukanlah keindahan visual, melainkan Yang Tak Terbatas, yaitu Allah SWT dengan sifat-sifatnya yang Maha Sempurna. Pakar-pakar Muslim dituntun oleh akar yang non historis, yakni wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Quran. Dalam S. Al Fathihah Allah disebut Rabbul’alamien, Maha Pengatur alam semesta. Dengan demikian alam semesta ini tidak statis, melainkan dinamis. Dan unsur penting dalam dinamika ialah waktu. Jadi menurut pandangan seorang Muslim waktu itu riel, tidak seperti pandangan Zeno dan Plato di atas itu. Bahkan dalam Al Quran ada sebuah surah yang bernama S. Al ‘Ashr. Surah ini dibuka dengan kalimah wa-l’Ashri, yang artinya perhatikanlah waktu.

Masuknya faktor waktu dalam matematika, mengubah wajah matematika itu menjadi baru sama sekali. Ilmu hitung diperkembang menjadi aljabar. Unsur ilmu hitung yang statis yaitu bilangan, diperkaya dengan unsur yang dinamis yaitu variabel dan fungsi. Dalam matematika ada dua cara dalam menyatakan fungsi. Pertama yang langsung y(x), yang kedua melalui parameter waktu x(t), y(t), yang ditampilkan oleh Al Biruni (793 - 1048). Umar Khayyam menciptakan pula sejenis matematika yang disebutnya dengan al khiyam, sayang ilmu itu tidak berkembang hingga dewasa ini.

Kesimpulannya dapatlah kita lihat pakar Yunani Kuno tidak mampu mengembangkan matematika untuk dapat dipakai sebagai disiplin ilmu dalam hal menunjang metode ujicoba dalam sains. Para pakar Muslim Kuno telah berhasil memperkembang matematika, sehingga dapatlah matematika itu dijadikan disiplin ilmu yang dapat menunjang metode ujicoba dalam sains, sehingga sains dapat mencapai wujudnya yang sekarang ini, yaitu observasi, penafsiran observasi yang menghasilkan teori yang spekulatif kemudian dengan unsur ujicoba yang menyaring teori yang spekulatif itu sehingga tidak spekulatif lagi. WaLlahu a’lamu bisshawab

*** Makassar, 1 Maret 1992 [H.uh.Nur Abdurrahman]



kompilasi ke chm oleh pakdenono - www.pakdenono.com
berasal dari www.freewebs.com/hmnur/ & www.freewebs.com/hmnur1/
- di download dari situs diatas pada tgl. 23 juni 2006

Minggu, 08 Februari 2009

REFLEKSI 62 TAHUN PERJALANAN HMI

Makna 5 Februari

5 Februari mungkin tak berarti apa-apa bagi kebanyakan warga negeri ini. Aktivitas yang dilakukanpun terkesan sama dan tak jauh beda dengan hari-hari biasanya. Sawah dan ladang tetaplah digarap bagi petani, laut dan ikan tetaplah menjadi pemandangan hari-hari bagi para nelayan, kantor dan banyaknya kasus rakyat tetaplah pula menjadi santapan rutinitas bagi mereka yang menamakan dirinya wakil rakyat dan berjuta aktivitas lainnyapun terkesan sama dari hari kehari. Namun kondisi ini tidaklah berlaku bagi kami dan mereka yang menamakan dirinya Insan Cita atau kader Himpunan Mahasiswa Islam.
Himpunan Mahasiswa Islam atau yang lebih dikenal dengan HMI merupakan organisasi mahasiswa yang mempunyai sejarah cukup panjang. Ia lahir dari sebuah keprihatinan atas kondisi bangsa dan umat Islam yang saat itu sangat terpuruk dan terbelakang dalam segala aspek, baik moral, mental, kemandirian dan intelektualitas. Tujuan didirikannya HMI itu pun tidak lepas dari semangat itu, yakni untuk melakukan syiar Islam dan memajukan bangsa Indonesia. Maka pada 5 Februari 1947 bertepat di Sekolah Tinggi Islam (kini Universitas Islam Indonesia/UII) Yogyakarta, ayahanda Prof. Lafran Pane dan kawan-kawan membentuk organisasi kemahasiswaan yang diberi nama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini.
HMI yang kini telah berusia 62 tahun (5 Februari 2009) dan hampir mempunyai kader di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan kader-kadernya yang sudah tersebar di seluruh nusantara dulu tidaklah sebesar dan eksis seperti saat ini. Awal berdirinya HMI penuh dengan dinamika dan tantangan yang cukup hebat. Terutama masa-masa awal kemerdekaan, di mana HMI vis a vis langsung dengan kaum penjajah.
Pada fase berikutnya HMI juga menghadapi tantangan dari dalam, yakni pada masa pemerintah Orde Lama. Sebagaimana kita ketahui bahwa saat itu pemerintahan Soekarno begitu kuat dan didukung penuh oleh kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sehingga PKI pada saat itu dengan berbagai cara berupaya untuk membubarkan HMI. Tetapi alhamdulillah Allah SWT melindungi sehingga Orde Lama Soekarno berpihak kepada HMI dan HMI tidak jadi dibubarkan.
Di masa Orde Baru, gerakan-gerakan yang mengarah pada pengkerdilan eksistensi dan perjuangan HMI juga sering terjadi, baik yang direncanakan maupun yang tidak. Gerakan yang dampaknya paling terasa hingga kini adalah ketika pemerintah Orde Baru Soeharto memberlakukan asas tunggal Pancasila bagi seluruh organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan (kemahasiswaan). Tak pelak kebijakan tersebut membuat HMI berada di persimpangan jalan antara kelompok yang ingin terus mempertahankan asas Islam dengan kelompok yang ingin menggunakan asas Pancasila sebagai alternatif agar organisasi Syiar Islam ini selamat dari pembubaran. Maka pada Kongres di Padang tahun 1986 HMI pecah menjadi dua kubu: HMI Dipo dan HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi). Dan sampai hari ini perbedaan fikroh itu masih menjadi sebuah dinamika yang kami rasakan di organisasi yang kami cintai karena “I” nya ini.
Realitas di atas menunjukkan bahwa HMI sesungguhnya organisasi yang sangat teruji. Ia memiliki manajemen yang bagus (rapi), mempunyai sistem pengkaderan yang sistematis dan berkelanjutan, piawai dalam memanajemen konflik. Selain itu, kekuatan lain dari HMI adalah ia memiliki kader-kader yang berkualitas dengan tingkat profesionalitas di bidangnya masing-masing. Dari segi intelektualitas HMI luar biasa, ada yang menjadi menteri, gubernur/wakil gubernur, walikota/wakil walikota, bupati/wakil bupati, wakil presiden, ada yang menjadi cendikiawan dan seterusnya. Kalau dilihat dari sisi ini boleh dikatakan bahwa sistem pengkaderan di organisasi tertua dan terbesar ini terbilang sukses dan berhasil.

HMI Menurut Mereka

Dengan realitas fenomena di atas tadi secara langsung maupun tidak faktanya telah membuat dua sisi yang selalu mengawal keberadaan dan perjuangan HMI. sisi pertama adalah mereka yang selalu merasa optimistis dan memuji setiap perjuangan HMI, mereka pulalah orang-orang yang selalu mengagumi sosok keberadaan dan eksistensi organisasi ini karena percaya akan potensi dari setiap kader HMI. Namun dilain sisi banyak pula dari mereka yang pesimistis, aphatis dan mungkin juga arespek terhadap organisasi ini. karena menurut mereka kader-kader HMI adalah kader-kader Islam yang Sekuler yang sudah mengalami kemerosotan dari tahun-ketahun. Bahkan ada yang lebih ekstrim dengan menyebutkan bahwa HMI sudah kehilangan Independensinya sebagai organisasi mahasiswa yang kritis dan beralih memihak terhadap Pemerintah karena banyaknya Alumni dari organisasi tertua dan terbesar se-Indonesia ini yang menjadi kalangan Kabir (Kapitalis Birokrat) dengan kata lain HMI kami adalah Kapitalis Cilik yang hanya selalu duduk manja, cukup tersenyum dan terima angpao saja.

HMI Pun Menjawab

Sebagai sebuah organisasi yang sangat teruji akan eksistensinya terhadap Jaman. Tentunya sangat wajar jika fenomena kritik dan apresiasi di atas terus berdatangan pada HMI. Tidak saja karena HMI memiliki kader-kader yang berkualitas dengan tingkat profesionalitas di bidangnya masing-masing yang tentu saja dengan hal ini mengakibatkan segala tindak tanduknya selalu menjadi sorotan publik baik itu bersifat positif maupun negatif doing. Tapi disisi lain juga menandakan akan bentuk kepedulian dan harapan umat dan masyarakat negeri ini terhadap organisasi yang sudah berusia 62 tahun ini. Harapan itu hadir paling tidak dalam bentuk amanah dan pesan agar para generasi Insan Cita ini terus maju dan berkarya demi kejayaan agama dan negeri tercinta ini.
Dalam rangka menjawab sejuta aspirasi, apresiasi dan kritik itu, memang sudah sepantasnya ia, kami, dan mereka yang mengaku para kader HMI kader insan cita melakukan Kritik Oto Kritik dan evaluasi diri sebagai bentuk penghargaan dan jawaban atas segala keraguan yang selama ini ditamparkan pada organisasi tercinta yang menjadi fenomenal sejarah ini. Apapun itu, seberapa lama, dan sampai mana...? HMI akan terus melakukan perubahan demi perubahan untuk menjawab komitmen ke Islaman dan ke Indonesiaan kami yang juga menjadi cita-cita seluruh umat Islam yang tinggal di pijakan terindah Indonesia tercinta ini sebagai rahmat Allah SWT . Dan di penghujung tulisan ini dengan selalu berusaha rendah hati saya mengucapkan selamat hari jadi yang ke-62 tahun untuk HMI dan semoga dalam perjuangannya HMI tidak hanya menjadi sebuah Himpunan Mahasiswa Islam tetapi juga mampu menjadi HMI (Harapan Masyarakat Indonesia) yang amanah sesuai Syariah Islam (baca : Aturan Islam). Amin Ya Robbal Alamin!!!

Yakin Usaha Sampai
Aku Bicara © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute