Senin, 22 Agustus 2011

HMI ber KOBAR di UNTAMA



Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kini merambah rumah da'wah baru di kab.Kotawaringin Barat Prov.Kalimantan Tengah. melalui komitmen yang dibangun dari beberapa orang seperti Yasan, Nur Rohman cs. HMI kini lahir kembali dengan bangun komisariat (Universitas Antakusuma) UNTAMA P.Bun.

Dalam proses pencapaian ini HMI melakukan training LK-1 (Basic Training) yang merupakan pintu awal bagi bergabungnya mahasiswa Islam kedalam HMI. Pelatihan yang digelar selama 3 hari di Desa Sei Bakau Kec. Kumai ini telah antusias diikuti oleh 45 Mahasiswa/i dari berbagai Fakultas di Univ. Antakusuma. Nur Rohman selaku Ketua Panitia LK-1 mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan kecintaan organisasi dikalangan mahasiswa UNTAMA, sebagai wujud tanggung jawab sosial atau sosial responsibility yang seyogyanya disadari mahasiswa sebagai bagian pengabdian kepada masyrakat, negara dan agama.

HMI dengan posisinya sebagai organisasi eksternal kampus memiliki peran yang sangat panting sebagai alat perjuangan yang difungsikan dua arah. Pertama, sebagai laboratorium pembinaan karakter mahasiswa yang sadar akan peran dan fungsinya sebgai kader da'wah yang diembankan kepada setiap muslim dan kedua, alat perjuangan yang senantiasa diarahkan bagi pembelaan kaum mustad'afin (kaum tertindas) wujud dari kesadaran mahasiswa untuk selalu menjadi agent of social di tengah-tengah masyrakat. dalam pelaksaan kegiatan ini juga dilangsungkan RAK (rapat anggota komisariat) dengan agenda pemilihan ketua umum dengan saudara Sadam Husein yang terpilih dan pembahasan program kerja organisasi yang menjadi cikal bakal terbentuknya HMI Kom.ANTAKUSUMA P.BUN.


SELAMAT ATAS TERBENTUK HMI KOMISARIAT UNTAMA P.BUN
PANTANG TOLAK TUGAS, PANTANG ULUR WAKTU, PANTANG TUGAS TAK TERSELESAIKAN
YAKIN USAHA SAMPAI (YAKUSA)

disunting oleh : Agus Hermawan

Senin, 13 Desember 2010

Syariat Islam Mengenai Cinta & Menikah Tanpa Cinta


Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendir , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum: 21)

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka, lapang dan sempit.

Cinta Adalah Fitrah Yang Suci

Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

Menikah Tanpa Cinta

Adakalanya sebuah pernikahan terjadi tanpa dilandasi oleh cinta. Mereka berpendapat bahwa cinta itu bisa muncul setelah pernikahan. Islam memandang bahwa faktor ketertarikan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja.Islam melarang seorang wali menikahkan seorang gadis tanpa persetujuannya dan menghalanginya untuk memilih lelaki yang disukainya seperti yang termuat dalam Al Qur'an dan Al Hadist

Firman Alloh Subhanallohu wa Ta’ala, yang artinya: "Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya" (QS. Al Baqarah: 232)

"Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam memberikan hak kepadanya untuk memilih” (HR Abu Daud)

Karena yang menjalani sebuah pernikahan adalah kedua pasangan itu bukanlah wali mereka.

Selain itu seorang yang hendak menikah hendaknyalah melihat dahulu calon pasangannya seperti termuat dalam hadist: "Apabila salah seorang dari kamu meminang seorang wanita maka tidaklah dosa atasnya untuk melihatnya, jika melihatnya itu untuk meminang, meskipun wanita itu tidak melihatnya" (HR. Imam Ahmad)

Memang benar dalam beberapa kasus, pasangan yang menikah tanpa didasari cinta bisa mempertahankan pernikahannya. Tapi apakah hal ini selalu terjadi, bagaimana bila yang terjadi adalah sebuah neraka pernikahan, kedua pasangan saling membenci dan saling mencaci maki satu sama lain. Sebuah pernikahan dalam islam diharapkan dapat memayungi pasangan itu untuk menikmati kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang dengan mengikat diri dalam sebuah perjanjian suci yang diberikan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala. Karena itulah rasa cinta dan kasih sayang ini sudah sepantasnya merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum kedua pasangan mengikat diri dalam pernikahan. Karena inilah salah satu kunci kebahagian yang hakiki dalam mensikapi problematika rumah tangga nantinya.
Aku Bicara © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute