Jumat, 08 Mei 2009

Dokumentasi LKMM-TD Regional Kalimantan 2009

Mari kita lihat. Calon pemimpin negeri kita esok hari
dibawah ini nih.....

Kalaupun harus adanya pemimpin. Maka itu adalah kami

Siapa bilang, pemuda Kalimantan tak bisa bersatu

ini kami calon pemimpin negeri ini!

mari kita jadi super team. Hidup Mahasiswa...

dialah (bus) sahabat kami untuk pergi kemanapun arah perjuangan kami

Kita tertawa bersama kawan...untuk Indonesia yang lebih baik. La Tahzan


masuk materi pelatihan ni boy

terkadang pemateripun harus atraktif biar peserta tidak boring
pemateri antusias dalam penyampaian materinya


Materi lagi...materi lagi

Segmentasi Materi Melalui Diskusi

Pemberian Plakat Kepada Pemateri

Nyampe KUM-KUM, tempat rekreasi P.Raya
kita juga perlu refresh bung

Cie...dekat2 ma buaya ni pak President

salam kami untuk anak negeri...Hidup Mahasiswa

salam untuk semua...bagi kita yang sayang
untuk negeri tercinta

















Bangkit Mahasiswa, Jaya Indonesia…!!! (Setetes Embun Untuk Para Alumnus LKKMM-TD Regional Kalimantan 2009)

Oleh : Agus Hermawan
*) Penulis adalah Mahasiswa Jur.Teknik Perangkat Lunak UNPAR dan alumnus LKMM-TD Se-Palangka Raya 2007



“ Bicara perubahan, tentu kita akan bicara sebuah koalisi, ketika kita bicara sebuah koalisi maka tentu pula kita akan bicara sebuah komposisi. Dan ketika kita bicara sebuah komposisi tentunya kita akan bicara kualitas dan kuantitas populis didalamnya.”

Sampai pada bait itu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa sebuah perubahan lebih baik yang selama ini diharapkan, tidak akan pernah hadir selama elemen bangsa ini tak mempunyai parameter kualitas yang jelas. kualitas…??? tentu yang saya maksud disini tidak sekedar kualitas akademik yang selama ini saya kenal dan kebanyakan orang. Tapi lebih dari itu sebenarnya, kualitas yang saya maksud disini sebenarnya lebih dititik beratkan kepada sebuah kesadaran untuk membaca kehidupan sosial sekitar. Ya…kami biasa menyebutnya Science of Crisis atau kepekaan sosial. Karena sebenarnya kualitas inilah yang pertama kali menentukan arah dan langkah kita kedepan untuk mencapai yang namanya sebuah perubahan.
Bayangkan saja…! Bagaimana kita mampu merumuskan suatu perubahan yang lebih baik kalau kita tidak mengetahui dan mengerti masalah dan problem yang ada pada lingkungan sosial kita. Dan tentunya untuk mengetahui kondisi lingkungan ini diperlukan adanya sebuah kesadaran sosial diri kita untuk mendengar, melihat dan merasakan setiap getir, keluhan dan apa kata mereka yang menyebut dirinya Rakyat. Tak banyak memang yang mau melakukan hal ini. Walau pada dasarnya banyak dari mereka yang duduk dikursi mewah sana yang mengerti.
Sebenarnya masih ada satu elemen bangsa ini yang mau peduli terhadap hal ini. Namun, seiring dengan derasnya arus duniawi dan tatanan hegemoni system yang sudah terencana membuat integritas dan spirit perjuangan mereka semakin hari semakin surut. Ya…itu kita kawan! Mahasiswa dan anak muda. Kita yang kata mereka (baca : penguasa) adalah agent of change walau pada faktanya mereka tak pernah mengindahkan kita, kita pulalah yang kata mereka adalah agent of future walau pada faktanya mereka tak pernah memberikan kesempatan pada kita untuk berproses dengan arif dan bijaksana, dan kita jugalah yang kata mereka anak bangsa pemegang estafet pembangunan kedepan walau pada faktanya mereka tak pernah ingin bertemu dengan kita, layaknya seorang orang tua yang selalu rindu akan anaknya. Lantas apakah kita harus dendam dan membenci mereka…? Jawabnya tidak kawan.
Harus diakui pasca gerakan kita (baca: Mahasiswa) pada tahun 1998. Ternyata masih menyisakan sejuta PR buat bangsa ini keesokan harinya. Dengan kata lain disadari atau tidak, kitapun harus mengakui bahwa kita juga bersalah dalam hal ini, kesalahan itu ada paling tidak dalam hal substansi pergerakan kita. Karena memang menurut saya pergerakan kita selama ini tak pernah menyentuh akar permasalahan pokok negeri tercinta ini. Lemahnya daya politis mahasiswa, ditambah lagi dengan ghiroh (semangat) yang semakin redup. Merupakan problematika internal mahasiswa yang membuat generasi harapan bangsa ini hanya mampu berteriak, demo kesana-kesini bahkan acap kali harus anarkis demi mengkritisi kebijakan pemerintah dimulai dari KKN para birokrat negeri ini, tegaknya Supremasi Hukum yang masih kacau balau sampai hari ini, Proses PEMILU yang semrawut dan tak bermakna , sampai dengan pada agenda BHMN/BHP yang merupakan proses privatisasi aset pendidikan anak bangsa. Belum lagi ditambah dengan serdadu barisan kita yang satu demi satu, hari demi hari keluar barisan dan memilih politik praktis (CALEG) sebagai wadah baru dalam berjuang katanya. Dan lagi-lagi yang harus kita akui adalah apa yang sudah kita lakukan selama ini hanyalah sebatas retorika saja, dan hal ini terbukti tak mampu merubah apa-apa. Kalaupun ada hanyalah sebatas pengakuan diri, dengan kata lain hanyalah bentuk eksistensi kita sebagai generasi penerus yang konon katanya akan membawa perubahan bagi bangsa ini.
Apa yang sudah kita lakukan tidaklah salah kawan…!!!. Tapi yang ingin saya sampaikan sebenarnya adalah bahwa yang harus kita cermati saat ini yaitu bagaimana merumuskan suatu pola pergerakan baru yang tak hanya selalu berakhir pada retorika saja dan setelah itu hilang dan hangus begitu saja tanpa tahu entah kemana. Tapi lebih dari itu, pergerakan kita kedepan haruslah memberikan sebuah pencerahan bagi negeri ini melalui proses pematangan konsep terlebih dahulu yang diharapkan mampu memberikan solusi terbaik kedepannya. Tak hanya untuk kita, mereka atau dia tapi yang terpenting adalah demi perbaikan negeri Indonesia tercinta bahkan dunia. Inilah kewajiban kita sebagai generasi harapan bangsa yang saya pahami. Generasi yang tak hanya duduk manis dalam kuliah tapi diam seribu bahasa, padahal disaat yang bersamaan banyak saudara mereka diluar sana yang masih menderita busung lapar, putus sekolah dan tak memiliki rumah.
Sebagai akhir dari tulisan ini, saya menyeru kepada kita semua. Ayo…Bangkit kawan, tumbuhkan kepedulian dan kepekaan sosialmu dan buktikan kepada semua bahwa koalisi kita adalah sebuah kekuatan yang mampu menggetarkan jagad bumi pertiwi…!!! Rapatkan barisan, luruskan niat karena-Nya dan berpejamlah untuk bersiap membuka mata dan melihat Indonesia tercinta dalam kejayaannya. Tetap kerja keras, kerja cerdas, kerja wawas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.

Hidup Mahasiswa…Jaya Indonesia Kita
Aku Bicara © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute